Minggu, 05 Februari 2012

Resensi Film "Dalam Mihrab Cinta"

 
Film              : Dalam Mihrab Cinta
Sutradara    : Habiburrahman El Shirazy
Produser      : Leo Sutanto
Penulis         : Adra P. Daniel
Durasi Film : 110 menit
Pemeran   : Dude Herlino (Syamsul Hadi), Asmirandah (Silvie), Meyda Sefira (Zizi), Tsania Marwah   (Nadia), Boy Hamzah (Burhan)



Ada pepatah berbunyi 'fitnah lebih kejam daripada pembunuhan'. Agaknya pepatah itu juga yang memberi jiwa pada film berjudul 'Dalam Mihrab Cinta'. Film yang diangkat dari karya novel berjudul sama karangan Habiburrahman El Shirazy ini menceritakan penokohan Syamsul Hadi yang diperankan aktor Dude Harlino. Syamsul adalah seorang pemuda tampan berusia 20 tahunan asal Pekalongan yang berkepribadian ramah, baik dan sholeh. Ia bertekad untuk menjadi santri di daerah Kediri, Jawa Timur dan meninggalkan kehidupannya yang cukup nyaman. Disini ia bertemu dengan Zizi (Meyda Sefira) seorang putri pemilik pesantren berparas cantik, baik hati, dengan peran sebagai figur seorang wanita shalihah ini pernah ditolongnya ketika dijambret di kereta, dengan kejadian tersebut membuat mereka jadi dekat.

Sayang, laki-laki gondrong ini harus menelan kenyataan pahit saat ia dituduh menjadi maling di pesantren oleh Burhan (Boy Hamzam). Ia ditangkap, dipukuli, digunduli, bahkan diusir dari pondok tempat ia belajar ilmu agama selama ini. Syamsul sadar dirinya kena fitnah oleh Burhan (Boy Hamzah), teman sekamarnya. Fitnah yang ia terima membuat hidup nya hancur. Sungguh malang nasib lelaki itu. Meski berteriak sampai suara habis pun, orang-orang di sekelilingnya tak ada yang percaya. Peran Burhan (Boy Hamzah) pada film ini sebagai seorang yg berkepribadian sangat buruk, seorang playboy, dan menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuannya.

Tidak dipercaya banyak orang, membuat hati Syamsul pedih. Ia memilih pergi meninggalkan keluarganya. Hanya berbekal ijazah SMU, ia berusaha mencari pekerjaan, meskipun ditolak dimana-mana. Putus asa dan tak ada uang, Syamsul akhirnya terjerumus menjadi tukang copet sungguhan.

Uniknya, setiap dompet yang dicopet, ia simpan dan ia catat alamat pemiliknya. Syamsul juga mengikuti nasihat seorang pencopet ulung saat ia dipenjara, yakni tak boleh mencopet lebih dari dua kali dalam sehari. Sebuah dompet kembali mengingatkannya akan wajah Burhan. Dompet yang ternyata milik gadis manis bernama Silvie (Asmirandah). Karakter Silvie (Asmirandah) disini tampil sebagai sosok yang cantik, sholihah dan berkepribadian lembut, sosok wanita shalihah inilah yang membuat hidup Syamsul perlahan berubah.

Film ini merupakan debut pertama Habiburrahman El Shirazy -yang akrab dipanggil Kang Abik- sebagai sutradara. Dude yang biasa tampil sebagai sosok protagonis juga menunjukkan kemampuan akting yang mumpuni di film ini. Karakter Syamsul Hadi, ia perankan dengan apik. Dari segi penampilan, kita dapat melihat perubahan rambut Dude dari gondrong hingga plontos.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

as salam.saya meminta izin untuk mengambil sedikit idea daripada penulisan anda